Pada hari minggu pagi tanggal 24
November 2013, Saya bersiap pergi ke kampus untuk berkumpul terlebih dahulu
untuk pergi ke sekolah sosial karna tidak semua tahu letak tempat sekolah
tersebut walaupun saya tahu karna telah ikut survei minggu sebelumnya, saya
juga ikut berkumpul.
Sesampainya disana, kami disambut oleh anak muda atau
karang taruna dari daerah setempat yang memang mendukung acara-acara
social atau
kegiatan sekolah sosial tersebut dan di sana pun ada mahasiswa dari
kampus lain yang sedang survey juga untuk melakukan kegiatan seperti kami.
Tempat itu biasa dijadikan tempat bermain
dan belajar hal baru bagi mereka. De’champ juga seringkali dikunjungi oleh para
mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir atau sekedar hanya datang untuk
penelitian. Terletak tepat diantara rumah-rumah warga sekitar menjadikan
sekolah De’champ ramai oleh “murid-murid” yang belajar disana, ada kurang lebih
sekitar 50 lebih anak yang rutin datang setiap minggunya.
Sebelum pak dosen datang saya dan teman-teman memberikan
sedikit beberapa games yang cukup menghibur sekaligus meendidik kepada
anak-anak sekolah itu, mulai dari menebak soal hitungan, pertanyaan logika
sampai seni melipat kertas (origami). Seperti memberikan hadiah kepada siapa
yang bisa menjawab pertanyaan kami dari mulai soal hitung-hitungan sampai
tebak-tebakan. Pada saat memberikan pengajaran origami tidak sedikit siswa
disana yang sudah mahir seni melipat kertas, mungkin karna sudah banyak atau
seringnya mahasiswa yang memberikan pengajaran ini sehingga membuat anak-anak
itu hafal. Walaupun ruangan kecil yang hanya memakai 1 exhaust dan 1 kipas
angin tidak menyurutkan semangat dari anak-anak dan kami untuk member
pengajaran. Tidak berapa lama dosen kami pun datang, lalu segera lah pak dosen
memberi sambutan kepada ketua yayasan dan anak-anak yang belajar di “sekolah”
itu. Para murid pun memperhatikan apa saja yang disampaikan oleh dosen.
Setelah sambutan selesai saya dan
teman-teman memberikan sedikit ilmu yang kami miliki, mulai dari belajar
menghitung, menulis, membaca sampai membuat sebuah kerajinan tangan. Anak-anak
sangat semangat dan antusias dengan semua ilmu yang kami berikan, sehingga kami
sangat bersemangat dalam memberikan ilmu yang kami miliki. Walaupun mereka
sering disebut anak jalanan, mereka memiliki sikap dan perilaku yang baik dan
santun. Untuk
spesifikasi lebih detail tentang anak jalanan, kita harus lihat apa yang
membuat mereka hidup di jalanan. Seperti ada yang di karenakan dari segi
ekonomi, dari segi keluarga, dan ada juga karena memang dia lebih nyaman untuk
hidup di jalanan meski dia mampu untuk tinggal di dalam rumah. Memang untuk
saat ini pengertian kita tentang anak jalanan, pasti sudah yang macam-macam.
Seperti menganggap mereka pencopet, maling, atau anak yang tidak tau aturan.
Tetapi kembali ke sebelumnya, kita harus tau apa latar belakang mereka.
Jika
dibandingkan dengan sekolah sosial lainnya yang menurut saya sekolah De’champ
ini jauh dari kata nyaman untuk mereka, mungkin ada beberapa sekolah sosial
lain yang terekspose media dan menjadi besar karena dukungan dari para
dermawan. Namun tidak sedikit pula sekolah sosial yang keadaan nya seperti
De’champ.
Semoga
kunjungan kami semua beserta para kawan mahasiswa/mahasiswi dari universitas
lainnya memberikan paling tidak sedikit manfaat untuk mereka, ilmu intuk
mereka, semangat untuk mereka, dan juga doa untuk mereka yang nantinya mereka
jugalah yang akan menggantikan generasi kami, semoga mereka tetap semangat
menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar